Karena Aku Hujan


Aku adalah hujan
Selalu sembunyikan sinar mentari di belakangku
Namun Tak selalu hadirkan keindahan pelangi di matamu
Terkadang malah hanya menambah panjang waktu lamunanmu

Kawan aku akan pergi..
Karna esok kemarau kan kembali
Dan aku tau kau pasti merindukan hangat matahari
Tanpa ada sesuatu apapun yang menghalangi

Aku hanyalah sekedar hujan
Tak selalu bernyanyi merdu di telingamu
Tak setiap waktu bisa melarutkan air matamu
Tak bisa lagi menyembunyikan tangis di balik senyummu

Mungkin aku akan merindukanmu..
Merindukan saat tanganmu menengadah
menarikan kelima jarimu dengan rintik-rintik kecilku
Atau saat kakimu memainkan genangan air di perjalananmu

Kawan..
Pergilah bersama mentari pagi yang esok menyapamu
Karna kini aku tak kan lagi membasahimu
Tak lagi menyapamu….
Karna aku tak ingin rintikku menghalangi jalanmu
karna aku hanyalah hujan..


Baca Selanjutnya - Karena Aku Hujan


Ayah Ku Yang Kusayang......................


Jika ada orang yang ingin kudekati
Kaulah orangnya
Jika ada orang yang ingin kukenal lebih dalam
Kaulah orangnya
Jika ada orang yang pernah menyakiti hatiku
Kaulah orangnya


Ayah…
Aku ingin memelukmu
Tapi aku terlalu sombong dan malu
Aku ingin diperhatikan olehmu
Tapi aku tidak tau bagaimana caranya
Aku ingin kau ada di sisiku sekali saja
Walaupun aku harus terluka atau mati


Ayah… Kenapa kita tidak bisa bersama? Kenapa kita harus terpisah? Padahal kita tinggal serumah Tolong jangan tinggalkan aku Aku berjanji akan jadi anak yang baik Aku berjanji akan menjaga adik-adik


Ayah…
Aku mencintaimu
Tolong katakan padaku
Apa yang bisa aku lakukan untuk menunjukkannya padamu


Baca Selanjutnya - Ayah Ku Yang Kusayang......................


Ayah ku.. Aku Merindukan mu...........



Aku tak mampu mengantar kepergianmu
Langit mendung turut berduka
Orang-orang riuh rendah becerita
Tentang segala amal kebaikanmu


Aku datang kepadamu, ayah
Semilir di bawah kamboja dan nisanmu
Aku menangis dan berdoa
Mengenang segala salah dan dosaku kepadamu


Kepergianmu seketika mendewasakan aku
Mengajarkan aku betapa penting arti hidup
Untuk menjadi berguna bagi sesama


Kepergianmu mengajarku
Bagaimana harus mencintai dan menyayangi

Bagaimana harus tulus berkorban dan bersabar Bagaimana harus berjuang demi anak-anaknya Hingga saat terakhir hayatmu Engkau terus berdoa demi kebahagiaan anak-anakmu


Hari ini aku menemuimu, ayah
Lewat sebait puisi untuk mengenangmu
Bila datang saatnya nanti
Kan kuceritakan segala kebesaran dan keagunganmu


Bersama embun fajar kemarau ku sertakan doa
Semoga engkau mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya

Baca Selanjutnya - Ayah ku.. Aku Merindukan mu...........


Ayah ku ....................


Setiap hari dirimu bekerja
Mencari uang dengan susah payah
Menafkahi keluarga


Setiap hari …
Keringatmu bercucuran
Hasil kerjamu …
Dari fajar sampai malam


Ya … Allah …
Andai saja aku bisa
Membalas semua jasaya
Membalas ia banting tulang
Ampunilah dosa AYAHKU
Amin …

Baca Selanjutnya - Ayah ku ....................


Puisi Untuk Ayah Ku

Pada puisi ijinkan aku ayah
Bercerita tentang gerimis yang
Mengiringi kepergianmu
Atau hujan yang membasahi pilar nisanmu
Pohon kamboja mulai meranggas
Meski bunga kecil berteduh di bawah daun-daun kering
Pada puisi aku datang ayah
Bukan hendak menggugat takdir kematianmu
Atau menghujat sangat pemilik maut
Kali ini ingin aku katakan
Kepergianmu adalah pelajaran tanpa kamus
Perenungan panjang untuk dipahami
Bahwa hidup adalah pembuktian
Tuk wujudkan syukur dan sabar
Ketika harus menjalani skenarioNya
Pada puisi aku akan kembali menemui ayah
Lewat goresan pena
Yang mengajariku tentang arti kematian
Bila esok telah kutemukan
Muara kasihNya tak bertepi
Akan kuceritakan kembali
Sepuluh malam kepergianmu
Dan sepuluh bunga yang masih berteduh
Di bawah pohon-pohon kamboja

Baca Selanjutnya - Puisi Untuk Ayah Ku


Benarkah Aku Mencintai - MU ??


Saudaraku,

Bayangkanlah tatkala waktu yang berputar saat ini akhirnya terhenti. Bayangkanlah tatkala kepala kita semua akhirnya tertunduk menyesali setiap detik yang telah berlalu dan jiwa pun menjerit meminta kembali untuk diberi kesempatan berbuat kebaikan. Saat-saat dimana gelak tawa akan berganti dengan tangisan. Saat-saat dimana diri kita akhirnya terjaga dari tidur panjang penuh mimpi yang tidak kita sadari selama ini.

Saudaraku,

Rasa cinta yang tulus akan membangkitkan semangat dalam hati. Rasa cinta yang tulus akan memicu setiap sel darah kita bekerja maksimal hingga anggota tubuh mempersembahkan yang terbaik untuk sesuatu yang kita cintai. Semua bergerak tanpa sebuah paksaan dan berlaku layaknya sebuah kebiasaan yang telah mendarah daging hingga rasa letih hampir tak pernah kita pedulikan. Peluh yang mengalir, darah yang mengucur, semua malah menjadi hiasan yang manis dalam bingkai sebuah bentuk dari cinta itu sendiri.

Namun alangkah teririsnya hati, tatkala begitu banyak kenyataan jika rasa cinta hanya tinggal sebuah rasa, sebuah kata tanpa wujud dari rasa dan cinta itu sendiri dan kita pun salah menempatkannya. Begitu berat rasanya untuk mengatakan ini, bahwa cinta yang benar akan melahirkan kesungguhan berbuat, kemantapan hati tanpa diembeli rasa bimbang dan keraguan. Cinta yang mengalir yang bukan sekedar mengandalkan logika rasional-[karena sesungguhnya akal itu terbatas]-melainkan sudah dibekali keyakinan iman yang menhunjam jauh di dasar relung hati.

Saudaraku,

Tidak takutkah kita jika sekiranya perkataan cinta kita selama ini adalah dusta? Tidak takutkah kita jika sekiranya kata cinta yang terucap selama ini tidak lain hanya sekedar pemanis kata, tanpa makna dan hakikat mencintai itu sendiri? Cukupkah bagi kita berkata tanpa amal, mengaku tanpa bukti dan mencintai tanpa pengorbanan?

Ya Allah Ya Rabbiy…
Jadikanlah cinta kami kepada-Mu merupakan sebenar-benarnya bentuk cinta sejati…
Bukan hanya di lidah, namun jauh terhunjam dan mencengram di relung hati..
Sehingga tiada yang lain yang kami cari..
Dan tiada kami bergerak, menggeliat, berkata dan berucap
selain agar Engkau ridho dan mengasihi kami

Ya Allah Ya Rabbiy…
Jadikanlah orang-orang yang kami kasihi saat ini..
sebagai perantaraan bagi kami untuk semakin mencintai dan mendekati-Mu dalam arti sebenarnya dan bukan malah sebaliknya…

Ya Allah Ya Rabbiy…
Bangunkanlah kami dari tidur panjang ini
Sehingga kami tersadar dan mendapati, bahwa sesungguhnya Engkaulah maksud dan tujuan kami dan ridho-Mu lah yang kami cari…


Baca Selanjutnya - Benarkah Aku Mencintai - MU ??


Akademi Cinta dan Kasih Sayang

Love Islam

Saudaraku,

Siapapun pasti ingin dicintai dan mencintai. Siapapun pasti merindukan dapat mereguk sebuah cinta indah yang langgeng abadi dan menyejukkan dalam arti sebenarnya. Namun kerinduan untuk mendapatkan dan memberikan perhatian dalam sebuah wadah cinta seringkali salah arah. Kita rindu dengan sebuah keteladanan, namun terkadang kita salah dalam mengambil sosok untuk dijadikan sebagai teladan.

Lihatlah saat ini. Sebagian besar dari kita lebih mengidolakan sosok-sosok yang bukan semakin mendekatkan diri kita dengan kecintaan dan keridhoan Tuhan. Secara sadar atau tidak, sosok-sosok yang diidolakan itu malah semakin menjauhkan diri kita untuk semakin mencintai-Nya, mengenal-Nya dan meneladani utusan-Nya, Rasulullah SAW.

Tidak sadarkah kita, kaum muslimin khususnya, bahwa Rasulullah SAW merupakan Sang Pemimpin pembawa cinta sedunia sepanjang zaman? Diutus oleh Allah SWT untuk membawa cinta bagi seluruh alam, sebagaimana dinyatakan dalam al qur’an, “Sungguh, Ku utus engkau (wahai Muhammad) sebagai cinta kasih sayang untuk semesta alam” (QS. Al Anbiya’:107).

Sungguh, beliaulah Pemimpin akademi cinta yang tak tergantikan sepanjang zaman. Beliaulah idola sejati. Seluruh ajaran yang beliau bawa [Islam] adalah cinta. Lewat Rasulullah lah kita diajarkan mencintai Allah SWT. Lewat Rasulullah lah kita diajarkan cinta kepada seluruh makhluk, tanpa terkecuali. Ajaran islamlah yang mengatur cinta kasih kepada musuh, teman, pada semua yang dikenal maupun tidak dikenal.

Lihatlah bagaimana sapaan cinta dalam islam terhadap sesama saudara seiman, “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh” (Salam sejahtera untuk kalian dan cinta kasih Allah dan keberkahan-Nya). Bukankah itu merupakan ungkapan cinta? Bukankah ini ajaran cinta yang sangat luhur? Tidakkah kita melihat, bahwa Islam sesungguhnya merupakan samudera cinta? Semakin kita menyelam ke dalamnya maka semakin terendamlah kita dalam air kasih sayang dan cinta. Tidakkah kita melihat bagaimana kita diajarkan untuk saling menjaga keselamatan dan kehormatan satu sama lain? Selamat dari keburukan lidah dan tangan kita.

Saudaraku,

Kita semua pasti haus akan hidayah dan petunjuk. Kita semua pasti membutuhkan kekuatan yang hakiki, yang tidak lain bersumber dari Yang Maha Agung, Allah SWT. Tiada daya upaya dan kekuatan selain atas izin Allah SWT. Lewat ajaran yang dibawa Rasulullah lah semua itu akan kita peroleh.Layaknya beberapa orang yang kehausan yang menyadari bahwa air merupakan obat tunggal dari kehausan, maka mereka pasti membutuhkan air sebagai pelepas dahaganya agar tidak mati kehausan. Saat mereka mendapati danau yang bening, maka semestinya yang dilakukan adalah mengambil airnya lalu meminumnya, bukan memperdebatkan tentang zat cair tersebut dengan masing-masing pendapatnya sehingga mereka akhirnya mati kehausan. Begitulah semestinya kita memahami.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan hidayah-Nya kepada kita semua, membuka dan melembutkan hati-hati kita, serta memberikan kita kekuatan dan kesempatan untuk terus belajar dan memahami tentang nilai-nilai indah dan mutiara yang terdapat pada islam itu sendiri.

Baca Selanjutnya - Akademi Cinta dan Kasih Sayang


Kita Tidak Hidup Sensirian di Dunia Ini

Saudaraku,

Kita hidup bukanlah untuk tujuan rendah. Sekedar tidur, terjaga, lalu mereguk segala kenikmatan dunia yang ada tanpa pertimbangan kebaikan. Begitu rendahnya nilai hidup ini jika kita hanya disibukkan oleh perlombaan dalam hal mengumpulkan harta benda, namun akhirnya melupakan kehadiran orang-orang di sekeliling yang tak beruntung dalam banyak sisi kehidupan, terlebih lupa untuk terus menetapi kebenaran dan upaya untuk terus berada dalam ketaatan kepada Allah.

Duhai Saudaraku,

Terjagalah! Jangan sampai segala kemudahan hidup yang kita peroleh saat ini malah memalingkan diri kita untuk terus mendekat kepada-Nya.

Terjagalah! Jangan sampai segala kemudahan itu malah mengantarkan diri kita menjadi pribadi yang tidak empati dan peduli sesama, jauh dari nilai-nilai kemanusiaan, rasa cinta serta meniadakan keberadaan orang-orang di sekeliling selain dari diri kita.

Saudaraku,

Cobalah sejenak luangkan waktu. Cobalah sejenak berbagi rasa dengan orang-orang yang sebenarnya begitu dekat dengan diri kita, namun tanpa disadari seringkali terabaikan. Cobalah sejenak melepaskan diri dari kesibukan yang tiada menyisakan sedikitpun waktu untuk kehidupan sosial, berbagi dengan banyak anggota masyarakat dalam gagasan dan cita-cita bersama untuk sebuah perbaikan lingkungan. Sesungguhnya, manusia tidaklah hidup sendiri di dunia ini. Setiap pribadi pasti membutuhkan sinergi satu sama lain. Dan sesungguhnya setiap pribadi pasti saling melengkapi dalam hal kekurangan dan kelebihan yang dimiliki.

Saudaraku,

Bersyukurlah, ketika Allah telah menganugerahkan Anda kepekaan rasa dalam banyak sisi kehidupan, disaat banyak pribadi hanya memikirkan dirinya sendiri, lebih disibukkan dengan urusan-urusan yang sebenarnya tidak begitu penting, jauh dari bakti dan peruntukkan kebaikan, terlebih sibuk dengan urusan yang melalaikan dari mengingat kebesaran Allah. Namun janganlah tertipu dan menjadi angkuh, seraya membanding-bandingkan amal pribadi dan orang lain. Akan tetapi, kembalikanlah segalanya kepada Allah, dzat yang sejatinya berkuasa atas segala sesuatu seraya terus bermohon hidayah bagi diri dan orang lain.

Semoga, setiap detik yang telah kita lalui, setiap senyum yang kita beri, dan setiap langkah yang menghiasi hari, bernilai kebaikan dan membuat Allah SWT ridho kepada kita.

Semoga kita mampu menjaga niat dalam setiap amal, usaha kebaikan yang telah langgeng berjalan, tentu dengan memohon bantuan dan kekuatan dari-Nya semata.

Amiin Allahumma Amiiin


Baca Selanjutnya - Kita Tidak Hidup Sensirian di Dunia Ini


Jangan Biarkan Ia Layu Sebelum Berkembang

MawarBegitu kerdilnya kita, ketika sebenarnya mampu membalas setiap keburukan orang lain dengan kebaikan, namun kita lebih memilih membalas dengan hal serupa atau bahkan lebih buruk dari mereka. Begitu malangnya kita, ketika merasa terhina dan bersedih hati, hanya karena ucapan kata-kata buruk yang seolah tertuju kepada kita, dan kita pun berbalik menghinakan dengan kata-kata yang tak kalah buruk lagi keji. Tidaklah sebatang pohon yang tinggi akan terbebas dari terpaan angin yang kencang. Tidaklah setiap helai rumput yang rendah akan jauh dari injakan kaki demi kaki. Dan tidaklah setiap manusia yang hidup di bumi ini akan terbebas dari ujian yang datang.

Saudaraku,

Sekalah setiap tetes air mata kesedihan yang membasahi pipi. Air mata kesedihan yang menetes hanya karena merasa terhina, kehilangan kehormatan, dan dilecehkan oleh orang lain. Tidaklah tabiat dunia akan jauh dari hal-hal itu. Dan tidaklah dunia akan memberikan kebahagiaan yang ideal seratus persen seperti yang terbayang dalam pikiran kita.
Bukankah dunia adalah ladang amal bagi orang yang mengaku beriman? Bukankah dunia adalah medan ujian dan perjuangan dari setiap hamba yang merindukan surga-Nya? Dan bukankah sejarah dunia telah memberikan gambaran kesudahan dari perilaku yang pernah dilakukan oleh para pendahulu perihal baik dan buruknya?

Saudaraku,

Hidup ini tidak akan lepas dari banyak ujian dan cobaan. Layaknya kenaikan tingkat dalam jenjang pendidikan di sekolah yang senantiasa harus melewati ujian, hidup pun tidak akan jauh berbeda dengan itu. Seorang yang mengaku beriman pasti akan berharap, bahwa setiap ujian hidup akan ia lewati dengan keberhasilan. Tentu, keberhasilan dalam pandangan Allah SWT. Boleh jadi kita dinilai berhasil di mata manusia, ketika mampu berbalik menghinakan orang yang menghinakan diri kita dengan cara-cara yang lebih buruk, namun sesungguhnya kita tidak berbeda dengan makhluk yang tidak diberikan akal dan keimanan oleh Allah Yang Maha Rahman, serta boleh jadi kita tanpa sadar sedang menjatuhkan derajat kita dalam pandangan-Nya.

Saudaraku,

Mungkin seringkali terlintas dipikiran, bahwa kita merupakan sosok yang mesti dihargai sepanjang hidup, tak butuh kritik dan hidup tenang dalam ukuran yang kita tetapkan sendiri. Tidaklah diri kita ini terlahir sempurna tanpa pernah berbuat salah. Tentu saja ada sisi-sisi yang senantiasa butuh perbaikan. Dan tentu saja ada permukaan-permukaan yang tandus di dalam diri yang mesti di isi dengan kebaikan dan sifat-sifat terpuji. Janganlah menambah kehinaan dengan berbalik menghinakan orang lain. Ketika merasa terhina, cobalah untuk belajar menahan diri dan kemudian mendo’akan orang yang telah menghinakan diri Anda. Karena boleh jadi apa yang mereka telah lakukan tidak terlepas dan berawal dari sebuah kebodohan dan kekhilafan.

Saudaraku,

Mari nikmati proses mekarnya setiap kembang kebaikan yang lebih berhak tumbuh di dalam diri kita. Mari senantiasa mengamati setiap proses tumbuh dan kembangnya waktu demi waktu. Jangan biarkan ulat-ulat sifat buruk menggerogoti dan menghentikan setiap gerakan mekarnya. Siramlah selalu dengan air istighfar dan perlindungan kepada Allah darinya. Pupuklah selalu dengan kalimat tasbih dan pujian terhadap-Nya. Kukuhkanlah dengan cara mengembalikan dan memulangkan segala urusan dan usaha sekecil apapun hanya kepada-Nya. Karena sesungguhnya, tiada daya upaya selain atas izin dan pertolongan dari-Nya.

Ya Robbiy…
Lapangkanlah bagi kami dada kami
dan mudahkanlah bagi kami urusan kami

Wallahu a’lam


Baca Selanjutnya - Jangan Biarkan Ia Layu Sebelum Berkembang


Pelita Bagi Gelapnya Hati


Tetesan airSaudaraku,

Membaca, menyimak, dan merenungkan untaian mutiara kalimat hikmah para sholihin yang tertulis di banyak kitab acapkali membungkam hati kita. Bagaimana tidak? Karena tidak sedikit dari untaian mutiara-mutiara kalimat tersebut mampu menegur diri kita secara langsung, padahal kita sendiri tidak sedang berhadapan langsung dengan orang yang mengucapkannya.

Ada sebuah pesan, dimana sekiranya kita tidak pernah berjumpa dengan orang-orang sholeh di zaman dahulu, namun begitu, sesungguhnya kita masih bisa mengambil manfaat yang banyak dan besar dari ucapan-ucapan mereka yang sarat dengan nasehat mendalam, yang terangkum dalam banyak kitab yang terabadikan hingga kini.

Nasehat-nasehat tersebut begitu mudah menggetarkan hati kita. Bak anak panah yang tajam, yang dilepaskan oleh seorang ahli memanah, hingga meluncur tepat mengenai sasaran dan bagaikan tetesan air hujan di tengah padang hati yang tandus dari hijaunya petuah-petuah. Dan tiada hal lain yang mesti dilakukan saat mendapati nasehat-nasehat tersebut selain mengambilnya, dan menjadikan pengingat diri kita dalam setiap gerak kehidupan.

Saudaraku,

Sebelum tulisan ini saya akhiri, ada baiknya kita simak sepenggal untaian nasehat dari ahli hikmah berikut ini. Semoga bermanfaat dan membawa keberkahan bagi langkah hidup kita yang masih tersisa dan semoga Allah SWT senantiasa memberi kita taufiq dan hidayah untuk dapat mengamalkannya…insya Allah..aamiin.

~ ~ ~

“Jagalah olehmu delapan kalimat, nicaya Allah akan menjagamu: Bila engkau sedang sholat, jagalah hatimu. Bila engkau sedang berada di rumah orang lain, jagalah matamu. Jika engkau berada di tengah umat manusia, jagalah lidahmu. Jika engkau berada di meja perjamuan, jagalah perutmu. 5, 6, 7, dan 8 adalah, ingatlah akan dua hal dan lupakan dua hal lainnya. Adapun dua hal yang kita ingat adalah mengingat Allah dan kematian. Sedangkan dua hal yang kita lupakan ialah melupakan kebaikanmu kepada orang lain dan keburukan orang lain kepadamu”

~ ~ ~

Wallahu a’lam


Baca Selanjutnya - Pelita Bagi Gelapnya Hati


Mutiara Hikmah Persahabatan

persaudaraan dalam islam“Temanmu yang sesungguhnya adalah orang yang mau melarangmu dari berbuat dosa dan musuhmu yang sebenarnya adalah orang yang membujukmu untuk berbuat maksiat.” (Sayyidina Ali bin Abi Thalib)

“Tiada kebaikan dalam persahabatan yang tidak diikuti saling menjaga dari kejelekan.” (Sayyidina Ali bin Abi Thalib)

“Budi pekerti yang baik itu adalah dengan menampakkan wajah yang berseri-seri, selalu berbuat kebaikan dan menahan diri dari melakukan gangguan terhadap saudaranya.” (Sayyidina Abdullah Ibnul Mubarak)

“Setiap orang yang membuatmu lalai dari taat kepada Tuhanmu adalah musuh dalam selimut, sekalipun ia menampakkan diri sebagai kawan yang jujur dan ikhlas.” (Salafunasshalihin)

~ ~ ~

*Dikutip dari buku: Secangkir Hikmah’ - Karya Al Habib Abdul Qadir Umar Mauladdawilah


Baca Selanjutnya - Mutiara Hikmah Persahabatan


Orang Yang Berakal



Al Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad berkata;

“Orang yang berakal bukanlah yang dapat membedakan antara yang baik dengan yang buruk, tetapi orang yang berakal adalah yang dapat membedakan kebaikan di antara dua kebaikan dan keburukan di antara dua keburukan.

Dia mengetahui manakah kebaikan yang lebih utama diantara dua kebaikan, untuk diikuti, dan manakah keburukan yang paling menjijikkan di antara dua keburukan untuk ditinggalkan.”

~ ~ ~

~ Billaahi Taufiq wal Hidayah ~


Baca Selanjutnya - Orang Yang Berakal